Petrus Kadis Pertanian Kabupaten Kutai Baratb (Doc: EY)
|
BeritaKubar.com, Sendawar – Kabupaten Kutai Barat memiliki potensi besar sektor pertanian persawahan pada 16 kecamatan. Namun potensi sawah tersebut belum maksimal menghasilkan gabah, sehingga belum mampu menopang daerah itu menuju swasembada pangan.
“Salah satu areal persawahan besar yaitu Rapak oros memiliki irisgasi mampu untuk mengairi sekitar 500 hektar sawah,” kata Kepala Dinas Pertanian Kubar, Petrus kepada reporter BeritaKubar diruang kerjanya, Kamis (10/09/2020).
Dia mengatakan, saat ini persawahan Rapak Oros baru diolah dan ditanami seluas 20 hektar. Sehingga ada kurang lebih 380 hektar belum dibuka atau belum dimanfaatkan.
“Salah satu tugas kami untuk menggerakkan petani-petani untuk percepatan pemanfaatan lahan yang sudah ada, agar bisa diolah menjadi sawah,” ujarnya.
Petrus menuturkan, setiap tahun di Rapak Oros dibuka sekitar 10 hektar sawah baru oleh petani. Memang hambatan utama dalam pembukaan sawah oleh petani lokal, karena kurang kemauan, tenaga dan biaya.
“Melalui petugas penyuluh lapangan (PPL) Dinas Pertanian mengajak masyarakat yang memiliki lahan disana untuk kembali bersawah,” ucapnya.
Lebih parah lagi kata Petrus, selama ini cara bertani masyarakat lokal di Rapak Oros hanya menanam padi sekali dalam setahun.
“Sebenarnya pertanian moderen bisa menanam 2 kali dalam setahun. Namun kebiasan petani menanam padi hanya sekali setahun pada Oktober-Maret,” bebernya.
“Ada yang dua kali tapi hanya sedikit, tahun ini kurang lebih 10 hektar saja. Nah kalau sedikit tanaman, maka musuhnya banyak. Yaitu hama tikus yang luar biasa. Juga tingkat PH (keasaman) tanah salah satu kendala yang dihadapi disana,” tukasnya.
Kadis menambahkan, lahan persawahan di Kubar cukup luas. Selain Rapak Oros, juga ada persawahan di Kampung Jambuk (Resak), Kecamatan Bongan seluas sekitar 120 hektar.
“Di Jambuk cukup bagus. Karen kalau petani sudah mulai menanam padi dua kali dalam setahun. Ditanam secara bersama,” sebutnya.
Ribuan lahan sawah di Kubar tersebar hampir disemua kecamatan. Hanya saja karena pengolahannya oleh petani belum maksimal, sehingga hasilnya juga tak seberapa banyak.
“Di Kampung Geleo, Kecamatan Barong Tongkok juga potensi persawahan seluas 50 hektar. Tetapi hanya ada saluran drainase, belum ada pengairan waduk,” tuturnya.
Selama ini penghambat utama petani, selain belum bertani menggunakan cara moderen, juga pengaruh pasang-surut dan musim banjir tidak bisa menanam dan pasti tenggelam.
“Untuk persawahan Geleo didukung oleh pemerintah kampung, membantu dan membangun jalan dan jembatannya untuk mempermudah mengangkut barang hingga akses untuk membawa hasil nya itu bisa lebih mudah,” tegasnya.
Kadis menambahkan, ada juga potensi sawah di Kampung Gemuhan Asa, Kecamatan Barong Tongkok dengan potensi lahan yang luas.
“ Ada juga di Kampung Sakaq Tada sekitar 50 hektar mereka juga menanam satu kali dalam,” terangnya.
Petrus menegaskan, untuk membangun pertanian Kubar handal kedepan, perlu sinergisitas dengan OPD terkait misalnya Kementrian PU juga harus membuat bendungan kemudian akses jalannya.
“Harapan saya di 16 kecamatan di Kubar yang berprofesi petani manfaatkan lahannya semaksimal mungkin. Jika tak maksimal padi bisa di selingi dengan jagung, tanam ubi dan lainnya. manfaatkan lahan mulai lahan perkarangan sampai lahan kebun,” beber Petrus.