 |
| DOK/ILUSTRASI |
Beritakubar.com, Kutai Barat - Tak lagi rumor, satu per satu pejabat di lingkup Pemkab Kubar mulai mundur. Alasannya, hendak maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Bak orang berjudi, status abdi negara pun dipertaruhkan.
Demikian dilakukan Asrani Barnabas, Asisten Administrasi Umum Setkab Kubar. Tekad Asrani maju Pilkada 2020 sudah bulat. Bahkan, mantan Kepala Dinas Pekerja Umum itu telah lebih dulu mengajukan surat pengunduran diri sejak 20 Januari lalu.
Berdasarkan Pasal 7 huruf s dan huruf t Undang-Undang Nomor 8/2015 tentang Pilkada, disebutkan bahwa mempersyaratkan pegawai negeri sipil (PNS) mengundurkan diri sejak mendaftar sebagai calon kepala daerah atau wakil kepala daerah.
Bupati Kubar FX Yapan tak menampik bahwa para bawahannya telah menghadap perihal meminta restu untuk maju di pilkada. Tentu, terang mantan Ketua DPRD Kubar itu memberi persetujuan. “Permohonannya sudah proses oleh Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKD)," terang Sekretaris Kabupaten Kubar Yacob Tullur, meneruskan pernyataan bupati, belum lama ini.
Mantan Kepala Dinas Sosial Kubar itu menyebutkan, seluruh hak sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) kini tak lagi diterima Asrani sejak 1 Februari lalu. Langkah ini, tentu memuluskan langkah politiknya memperebutkan posisi menduduki orang kedua di Bumi Tanaa Purai Ngeriman. "Semua gaji dan tunjangan tak lagi diberikan. Masalah pensiun dini itu urusannya di BKN," tegas Yacob.
Diketahui, pangkat/golongan ruang mantan Asisten 3 Kubar itu adalah, pembina utama muda atau IVC. Tekad Asrani maju pilkada melawan pasangan petahana FX Yapan-Edyanto, telah melalui perhitungan matang. Bahkan tahu risikonya. Jika berhasil, syukur. Kalau tidak, ya pensiun. (man)
