KEBANJIRAN : Kondisi salah sekolah dasar di Bentian Besar, Kutai Barat terendam air setinggi lutut anak. Banjir akibat air hujan ini, disebabkan meluapnya air Sungai Lawa, anak Sungai Mahakam. |
Beritakubar.com,
Kutai Barat - Tingginya intensitas hujan, membuat sejumlah kampung di Kutai
Barat (Kubar), terendam banjir lagi, sejak Rabu (4/3). Padahal banjir sudah
mulai surut sejak sepekan lalu.
Banjir kali ini membuat sejumlah kampung terisolir.
Seperti di Kampung Dilang Puti, Kecamatan Bentian Besar banjir merendam jalan
akses ke ibukota kabupaten. Demikian di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara
Pahu juga merendam jalan akses 9 kilometer ke ibukota kabupaten. Termasuk
Kampung Lempar, Kecamatan Bongan akibat banjir juga merobohkan tiang listrik
dan merendam puluhan rumah.
"Banjir seperti ini (cepat naik) sudah sejak 2018.
Dan terparah tahun ini (2020). Air hanya satu hari sudah merendam 40 rumah di
Kampung Suakong," kata Carles, tokoh pemuda Bentian Besar kepada media
ini, kemarin. Banjir inipun meredam sejumlah sekolah. Dikuatirkan akan
memberikan dampak negatif kepada anak didik. Kalau dipaksakan sekolah juga
membahayakan keselamatan anak didik. Karena air sudah menggenangi sekolah. Air
pun terus merangkak naik. "Air sudah mencapai 70 sentimeter di lingkungan
sekolah, sejak hari ini (kemarin)," katanya.
Banjir akibat air hujan ini, disebabkan meluapnya air
Sungai Lawa, anak Sungai Mahakam. Disinyalir cepatnya air naik, karena hutan di
kawasan Bentian Besar dan sekitarnya sudah banyak yang gundul. Belum lagi
hadirnya perkebunan sawit dan tambang batu bara.
TERENDAM BANJIR : Akses jalan ikut terputus akibat terendam banjir. Hujan dengan intensitas tinggi membuat sejumlah kampung terisolir. |
Budi warga Muara Beloan berharap pemerintah bisa
memberikan bantuan pelayanan kesehatan dampak banjir. Termasuk bantuan sembako
dari pihak perusahaan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.
"Bantuan sembako seperti mi instan dan bahan pangan lainnya dimohon
bantuan perusahaan," katanya.
Dikonfirmasi Beritakubar.com,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubar, Silvanus Ngampun mengaku belum
mendapat informasi mengenai permintaan meliburkan sekolah, akibat terendam
banjir. “Kalau memang kondisi membahayakan keselamatan anak didik, ya lebih
baik liburkan saja,” ujar Ngampun saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis
(5/3/2020).
“Perlu atau tidaknya sekolah diliburkan itu sih, saya
rasa kebijakan kepala sekolah saja. Juga melihat kondisi yang ada (banjir)
masih memungkinkan proses keberlangsungan belajar mengajar apa tidak, kan gitu.
Kebetulan saya juga baru tiba di Jakarta, jadi belum mendapat informasi lagi
terkait banjir,” tutupnya. (man)