Arus Sungai Mahakam yang terpantau deras dan ketinggian air yang tak bisa diprediksi yang disebabkan hujan beberapa hari terakhir membuat sebagian besar masyarakat waspada. (Istimewa/Imran)
|
Beritakubar.com, Kutai Barat – Cuaca mendung dan hujan yang terus mengguyur
beberapa hari terakhir di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu
(Mahulu) membuat sebagian besar masyarakat yang tinggal dipinggiran sungai
meningkatkan kewaspadaannya. Sebab derasnya arus serta mulai terlihatnya
peningkatan ketinggian air membuat mereka khawatir akan terjadi luapan air Sungai Mahakam.
“Iya, sudah dua hari ini selalu
hujan, baik siang maupun malam hari. Memang hujannya tidak begitu deras tapi hampir
terjadi sepanjang hari apalagi ini masuk dalam musim penghujan. Setiap saat
kami selalu waspada bila sewaktu waktu air Sungai Mahakam meluap,” kata Sulis
(29) warga Kecamatan Melak yang berada di pinggir Sungai Mahakam ini, Sabtu (8/2/2020).
Hal tersebut juga terjadi di
Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), hujan yang terjadi beberapa hari terakhir ini
membuat air sungai juga mengalami peningkatan. Walaupun tidak terlalu
tinggi namun masyarakat juga tetap meningkatkan kewaspadaan.
Sangat dikhawatirkan banjir seperti
yang dialami pada tahun 2019 kemarin terjadi kembali karena air sungai yang
meluap dan ditambah hujan yang terus menerus terjadi. Saat itu air Sungai Mahakam
meluap dan merendam hampir seluruh rumah masyarakat dengan ketinggian yang
mencapai 4 hingga 6 meter.
“Air Sungai Mahakam sudah mulai
naik turun, kita tetap berjaga jaga bila sewaktu waktu terjadi banjir. Karena
tahun lalu begini juga, memang tidak langsung naik cepat airnya tapi pelan
pelan dan akhirnya merendam hampir semua rumah warga di Ujoh Bilang ini,” kata
Imran (34) warga Ujoh Bilang, Kabupaten Mahulu.
Beberapa daerah lainnya di
Kabupaten Kutai Barat juga meningkatkan kewaspadaannya. Apalagi untuk daerah
yang bisa dikatakan menjadi langganan tetap terkena banjir pada setiap tahunnya
saat musim penghujan.
Salah satunya di Kecamatan
Bentian Besar yang wilayahnya berbatasan
dengan provinsi Kalteng. Beberapa kampung di kecamatan yang dilewati oleh Sungai Lawa yang menjadi muara puluhan anak sungai ini juga mulai
memperlihatkan peningkatan ketinggian air.
“Hampir setiap tahun kami selalu
terdampak banjir akibat luapan air sungai saat musim penghujan dan sekarang air
sungai sudah mulai terlihat naik,” tandas Lung (42) warga kampung Dilang Puti, Kecamatan Bentian Besar. (mad)